Pelabuhan nelayan di Cilincing, Jakarta Utara yang dipenuhi sampah Foto by Gulali
Sahabat, janganlah pernah sepelekan sampah. Sebab sampah dapat mencemari lingkungan, mempengaruhi perkembangbiakan ikan yang kita pancing dan hidup kitapun bisa terancam dengan keberadaan benda yang sering kita abaikan ini.
Beberapa tahun lalu, ditemukan sebuah gundukan sampah di tengah lautan yang perkiraan besarnya hampir seluas Texas. Itupun sudah bertahun-tahun lalu. Jika masih banyak orang yang membuang sampah ke laut, bukan tidak mungkin lama-kelamaan akan terbentuk sebuah benua baru yang terdiri dari sampah.
Sampah yang menumpuk ini pun tentunya akan mencemari lingkungan. Ikan-ikan pun pasti akan terganggu hidupnya, bahkan bisa mati. Tak terkecuali dengan manusia. Bau sampah yang busuk saja sudah bisa mencemari indra penciuman. Wujudnya yang tak jelas pun bisa mencemari indra penglihatan. Belum lagi dampak kesehatan lainnya jika lingkungan tercemar sampah.
Megutip dari Harian Kompas edisi 28 Desember 2017, bahwa lautan dunia semakin dicemari dan dipenuhi sampah buangan manusia, mulai dari kantong plastik, botol sampai puntung rokok. Bahkan ditemukan yang mengumpul seperti daratan dengan luas bermil persegi di samudera dan lautan global.
Parahnya, menurut laporan Ocean Conservancy, sebuah organisasi nirlaba bidang konservasi laut dari AS, sebanyak 95 persen sampah justru terendam di bawah permukaan. Sampah tersebut tak hanya mencelakai makhluk bawah air namun juga merusak tatanan ekosistem yang ada.
Laporan itu menyebutkan lima negara yang paling berkontribusi untuk krisis sampah di lautan. Semua berada di Asia yaitu Tiongkok, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam yang memuntahkan sekitar 60 persen dari sampah plastik yang masuk lautan di seluruh dunia.
Polusi sampah, utamanya sampah plastik kini mencapai tahap yang memprihatinkan. Banyak hewan laut yang terecoh, mengira sampah plastik adalah makanannya,tidak terkecuali penyu. Karena bagi penyu, kantong plastik terlihat seperti ubur-ubur yang lezat. Jaring ikan yang hanyut juga terlihat seperti rumput laut tak berbahaya.
Mengutip National Geography Indonesia, dari sebuah penelitian terbaru dijelaskan sampah plastik telah membunuh 1.000 penyu laut setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Exeter, Inggris. Mereka melakukan survei samudera di seluruh dunia di mana penyu tinggal. Hasilnya, 91 persen penyu yang mereka temukan terjerat alat tangkap telah mati.
Berikut ini adalah daftar perlu berapa lama waktu sampah yang kita buang untuk membusuk?
Handuk Kertas – 2-4 minggu
Kulit Pisang – 3-4 minggu
Kantong kertas – 1 bulan
Surat kabar – 1,5 bulan
Karton – 2 bulan
Cotton Glove – 3 bulan
Kulit jeruk – 6 bulan
Kayu lapis – 1-3 tahun
Kaos Kaki – 1-5 tahun
Karton Susu – 5 tahun
Puntung Rokok – 10-12 tahun
Sepatu kulit – 25-40 tahun
Kaleng baja kaleng – 50 tahun
Piala Plastik Berbusa – 50 tahun
Sepatu karet – 50-80 tahun
Wadah plastik – 50-80 tahun
Botol Aluminium – 200-500 tahun
Botol Plastik – 450 tahun
Popok sekali pakai – 550 tahun
Pancing Monofilamen – 600 tahun
Kantong plastik – 200-1000 tahun.
Nah, dari paparan diatas, perlulah kiranya sahabat untuk turut memikirkan kelestarian lingkungan. Agar keasikan sensasi menarik ikan besar nantinya akan juga dinikmati anak cucu kita. Mari kita mulai menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. (Dari berbagai sumber) (JMI01).
Pelabuhan nelayan di Cilincing, Jakarta Utara yang dipenuhi sampah Foto by Gulali
Menyeterum Sungai Besar Dengan Setrum Kecil, Merusak Ekosistem Sungai
Lima Tahun Lalu Para Pemburu ikan wader ini menangkap ikan menggunakan alat setrum listrik yang bersumber dari aki motor. Dalam...