Berawal mengikuti kegiatan mancing sang suami pada awal 2000-an silam, kini Pujiastuti Agustina menjadi salah satu lady angler teraktif di Indonesia. Beragam spesies ikan, mulai dari ikan-ikan pengarung samudera, serta monster-monster air tawar penghuni sudut nusantara hingga belahan utara India pernah disambangi.
Mulanya, ibu enam anak ini memulai kegiatan mancing di kolam-kolam ikan mas juga dari atas kapal di perairan seperti Kepulauan Seribu hingga laut selatan di Binuangeun, Lebak, Banten. Saat itu, ia bersama sang suami memiliki satu unit kapal bernama KM Roby yang kerap digunakan bersama rekan-rekan komunitasnya Tabiler FC untuk bertualang di laut Binu.
Seiring berjalannya waktu, suasana dan kegiatan mancing baru pun dirasakan. Geliat casting di alam liar dengan target predator-predator air tawar serta nuansa yang menenangkan akhirnya dipilih Puji hingga kini. Demi menyalurkan hobinya ini, ia bahkan rela menerabas hutan-hutan liar salah satunya di bumi Borneo. Berbagai pengalaman nampaknya sudah tersimpan manis dalam jiwanya.
Bahkan belum lama ini, ketika melakukan perjalanan mancing di Nepal, ia bersama sang suami serta rombongan sempat ditahan di kantor imigrasi setempat karena dianggap sebagai penyusup setelah ketahuan membawa telepon satelit. Namun berkat bantuan KBRI di sana, ia dan rombongan akhirnya bisa kembali dengan selamat ke tanah air.
Hal yang menggebrak dunia pemancingan di Indonesia adalah lahirnya komunitas pemancing khusus perempuan bernama Ladies Angler Community (LA.Com) pada 2014 silam. Puji menjadi salah satu inisiator lahirnya komunitas tersebut dan langsung menjabat sebagai ketua. Lahirnya LA.Com seolah menghiasi warna-warni dunia pemancingan di Indonesia.
Setelah beberapa kali bertualang di laut Indonesia bagian timur, pada akhir April lalu Puji kembali bernostalgia di Binuangeun. Undangan mancing dari produsen pakaian dan perlengkapan outdoor, Columbia nampaknya benar-benar dinikmati Puji sebagai ajang napak tilas.
(JMI/Ric)