Ikan Baronang atau nama kerennya rabbitfish adalah ikan yang masuk dalam keluarga siginidae. Orang menyebutnya demikian karena karena memiliki wajah seperti kelinci (rabbit). Begitu juga ikan Baronang, dia adalah hewan herbivora seperti kelinci yang suka makan tanaman. Ketika masih muda ikan baronang suka makan Zooplankton. Saat dewasa ia suka makan rumput Laut, suka juga makan lamun atau seagrass atau juga tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang biasa tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Baronang juga senang makan Spons(bunga karang) dan Tunicate atau hewan laut yang diam atau menempel pada bebatuan. Baronang merupakan salah satu ikan yang menjadi target favorit bagi para pemancing. Ikan ini jika dipancing dengan umpan potongan daging ikan, atau udang kupas dia mau dan bisa memakan umpannya. Karena mulutnya kecil maka pemancing biasa menggunakan kail yang kecil pula.
Tubuhnya pipih membujur dan dilindungi oleh sisik yang kecil. Mulutnya yang juga kecil dilengkapi dengan rahang bergerigi kecil pula. Bila memakan rumput laut, bekas gigitannya rapi, seperti mesin potong rumput. Panjang tubuh ikan baronang dewasa mencapai antara 18 hingga 45 centimeter, Punggungnya dilengkapi oleh duri yang tajam mengarah ke depan dan biasanya tertanam di bawah kulit. Duri-duri ini dilengkapi dengan kelenjar beracun pada ujungnya. Racun ikan ini tidak mematikan tetapi jika durinya melukai kulit dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa pada orang dewasa. Meskipun duri ikan baronang beracun namun dagingnya aman dan sangat enak untuk dikonsumsi. Ikan baronang yang hidup di karang pada umumnya berwarna terang dan beragam. Spesies yang hidup di luar karang umumnya berwarna kecoklatan. Ikan ini juga memakan tinja atau kotoran apabila hidup dekat pesisir atau laut dangkal.
Ikan ini memiliki nama yang berbeda di beberapa wilayah nusantara. Masyarakat di Kepulauan Seribu menyebutnya dengan nama kea-kea. Orang Jawa Tengah akrab memanggilnya dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku mengenal dengan sebutan samadar. Nama lokal lain yang dikenal masyarakat Nusantara seperti Lada, Samdanar, Masadar, Limaran, Belais.
Ikan baronang biasanya hidup diperairan yang memiliki iklim yang hangat di belahan dunia sub tropis dan wilayah yang beriklim panas atau tropis seperti di samudera Hindia terutama di pesisir baratnya. Baronang juga ditemukan di perairan dangkal laguna di wilayah Indo-Pasifik dan timur Laut Tengah. Habitat hidupnya ada disekitar ekosistem terumbu karang. Kadang juga dapat ditemukan di daerah hutan bakau dan pelabuhan. Ada juga beberapa jenis ikan baronang yang dapat hidup di daerah danau dan sungai.
Ikan baronang sangat sensitif pada perubahan lingkungan yang drastis. Ikan baronang juga sangat peka terhadap pergerakan lingkungan disekitarnya. Baronang bersifat fototaksis positif yakni ikan yang tertarik pada sinar atau cahaya. Umumnya ikan baronang hidup dikedalaman air kurang dari 15 meter.
Ada 18 jenis ikan baronang yang hidup dan berkembang biak di perairan Indonesia, nama dan ciri ciri mereka dicatat dan dinamai oleh para ilmuawan biologi, mereka antara lain,
Ahli biologi dari Perancis, Jean René Constant Quoy and Joseph Paul Gaimard pada tahun 1825, mencatat Siganus argenteus atau Streamlined spinefoot adalah ikan baronang komersial yang suka makan tanaman alga ini biasa ditangkap nelayan dengan menggunakan jaring dan perangkap. Ikan jenis ini hidup di sekitar terumbu karang. Wilayah hidupnya meliputi daerah perairan Kepulauan Raja Ampat, sekitar pulau Bali, Teluk Maumere, pulau Komodo, wilayah perairan Manado dan Pulau Bintan. Ikan baronang dewasa jenis ini rata rata berukuran 25 centimeter.
Ikan baronang Siganus canaliculatus, atau Beronang lada di catat oleh Park, seorang petualang dari Scotlandia pada tahun 1797. Baronang dengan bintik seperti biji lada ini berukuran rata rata sepanjang 20 centimeter. Biasa ditangkap nelayan dengan jaring dan perangkap ikan di perairan teluk dangkal dan terumbu karang. Makanan utamanya Bentos merupakan hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas atau di bawah dasar laut atau pada wilayah yang disebut zona bentik (benthic zone) maupun dasar daerah tepian dan lamun. Baronang jenis ini biasa ditemukan di perairan pulau Bali, Kepulauan Mentawai, Raja Ampat, Kepulauan Sangalakki, Togean dan Kepulauan Banggai.
Seorang biologis dan petualang asal Perancis Valenciennes, pada tahun 1835 mencatat keberadaan baronang Blue-spotted spinefoot atau Siganus corallinus. Baronang ini termasuk ikan komersial. Jenis ini berukuran rata rata 20 centimeter, biasa ditangkap nelayan dengan perangkap ikan, jaring dan spears atau tombak. Habitatnya tersebar dalam areal terumbu karang khususnya pada laguna dari bagian Selatan dan Barat pulau Sumatera hingga laut Timor dan kepulauan Mentawai.
Siganus doliatus atau Barred spinefoot, Masadar Minor dicatat oleh Guérin-Méneville, dalam sebuah jurnal yang dipublikasikan pada tahun 1829 – 1838. Ikan baronang komersial ini ditangkap dengan menggunakan jaring, perangkap ikan dan tombak. Ukurannya rata rata 20 centimeter. Baronang yang biasa makan benthic ini hidup dikawasan terubu karang yang mengarah ke laut dan pada laguna. Penyebarannya ada di sekitar selat Jawa dan laut timur Indonesia.
Siganus fuscescens atau Mottled spinefoot, atau orang Sumatra biasa menyebutnya Madar dicatat pada tahun1782 oleh Houttuyn. Baronang yang masuk dalam ikan jenis konsumsi ini, dalam usia dewasa panjang ukuran badannya dapat mencapai 20 centimeter. Nelayan biasa menangkapnya dengan jaring, perangkap ikan dan tombak. Ikan ini biasa hidup di Alga, Padang Lamun dan Laguna dangkal. Biasa hidup juga pada terumbu karang. Makanan favoritnya Alga dan Lamun. Habitatnya ditemukan di Utara pulau Sumatera, daerah Selatan juga bagian Barat pulau Sumatera, dan Laut Timur Indonesia.
Siganus guttatus ditemukan oleh peneliti biologi Bloch, pada tahun 1787. Baronang ini populer dengan nama Orange-spotted spinefoot. Ikan dewasa biasanya berukuran 25 centimeter. Biasa dijual dipasar sebagai ikan komersial. Para nelayan biasa menangkapnya dengan perangkap ikan dan jaring. Ikan baronang yang suka memakan benthic algae ini hidup di perairan keruh antara terumbu karang dengan daerah hutan bakau. Ikan ini dapat ditemukan di Selat Bali sampai Laut Timor, termasuk Kepulauan Mentawai dan Papua, juga hidup di Kepulauan Raja Ampat, perairan sekitar Manado, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai hingga Pulau Weh.
Siganus javus dicatat oleh Linnaeus, di tahun 1766. Lebih dikenal dengan nama Streaked spinefoot, Beronang. Ikan dewasa dari jenis ini berukuran 30 centimeter. Biasa ditangkap oleh nelayan sebagai ikan konsumsi dengan perangkap dan jaring ikan. Ikan pemakan alga ini biasa hidup di Perairan Pantai dangkal, perairan Laguna Payau dan Terumbu Karang. Penyebaran ikan jenis ini ada di sekitar perairan laut Bali, Kepulauan Raja Ampat, Teluk Maumere, perairan kepulauan Seribu dan Pulau Bintan.
Siganus labyrinthodes dicatat oleh Bleeker, pada bukunya terbitan tahun 1853. Lebih dikenal dengan nama Labyrinth spinefoot. Berbeda dengan baronang jenis yang lain, ikan ini bukanlah ikan yang biasa di konsumsi. dia tidak di tangkap dan diperjualbelikan. Ukuran ikan dewasa biasanya 25 centimeter. Ikan ini adalah Ikan Pantai yang biasa hidup di sekeliling Terumbu Karang di wilayah Endemic di Bali, perairan pulau Jawa dan Maluku.
Siganus lineatus dicatat oleh peneliti Valenciennes pada bukunya yang dipublikasikan tahun 1835. Lebih dikenal dengan nama Golden-lined spinefoot. Baronang yang biasa ditangkap dengan jaring dan perangkap sebagai ikan konsumsi ini pada usia dewasa bisa mencapai panjang 25 centimeter. Hidupnya bergantung pada tanaman Alga yang merambat yang tubuh di Terumbu Karang rusak. Ia biasa berlindung di perairan Laguna dan Teluk yang mempunyai dasar Terumbu Karang. Ditemukan di sekitar Kepulauan Raja Ampat, Togean dan Kepulauan Banggai.
Baronang berwarna cantik ini di publikasikan oleh Burgess, pada tahun 1977. Baronang yang populer dengan nama Magnificent rabbitfish ini memiliki nama latin Siganus magnificus. Baronang jenis ini pada umumnya berukuran 23 centimeter dan bukan merupakan ikan konsumsi. Ikan yang biasa tinggal di terumbu karang dan suka makan Algae dan Small Invertebrates ini dapat ditemukan di seputaran perairan Jawa dan Kepulauan Mentawai.
Siganus puellus adalah ikan Baronang yang dipublikasikan oleh Schlegel, pada tahun 1852 dengan nama kerennya Masked spinefoot Minor. Ukuran ikan dewasa pada umumnya sekitar 25 centimeter. Nelayan biasa menangkap ikan ini dengan menggunakan perangkap dan tombak. Sebagai ikan konsumsi yang biasa memakan Algae, Tunicates, dan Sponges ini biasa tinggal di perairan dangkal, area Terumbu Karang pada Laguna. Habitat hidupnya ditemukan di perairan Ternate, Flores juga di Kepulauan Raja Ampat, seputaran laut pulau Bali, pulau Komodo, perairan Manado, seputaran perairan kepulauan Seribu, kepulauan Sangalakki, Togean dan kepulauan Banggai.
Ikan baronang dengan nama latin Siganus punctatissimus dipublikasikan dalam sebuah jurnal oleh Fowler & Bean, pada tahun 1929. Ikan yang populer dengan nama Peppered spinefoot Minor ini adalah jenis ikan baronang yang biasa dijual dan ditangkap dengan jaring oleh nelayan sebagai ikan komersial. Ikan dewasa dapat tumbuh hingga sepanjang 25 centimeter. Habitat hidupnya ada di seputar laguna dan terumbu karang. dan bergantung pada makanannya yang berupa Benthic. Banyak ditemukan dalam wilayah laut Indonesia bagian Utara.
Ikan Barorang ini dinamai dengan bahasa latin Siganus punctatus oleh Schneider, dalam sebuah jurnal yang dipublikasikan pada tahun 1801. Ikan dengan nama populer Goldspotted spinefoot ini adalah ikan komersial yang diperjual belikan oleh masyarakat sebagai ikan konsumsi. Ikan baronang jenis ini dapat tumbuh mencapai 30 centimeter dan Nelayan biasa menangkapnya dengan perangkap ikan serta tombak. Habitat hidupnya ada pada Laguna dan Terumbu Karang. Ikan yang biasa makan Benthic Algae ini bisa ditemukan di Selat Bali sampai Laut Timor dan Kepulauan Mentawai.
Ikan baronang yang jika dewasa hanya dapat tumbuh sepanjang 18 centimeter ini bernama latin Siganus spinus, oleh Linnaeus dipublikasikan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan pada tahun 1758 dengan nama popular Little spinefoot Minor. Walaupun kecil, ikan ini adalah ikan konsumsi yang biasa di tangkap oleh nelayan dengan jaring, perangkap ikan dan tombak. Habitat baronang jenis ini hidup dalam perairan yang dangkal berterumbu Karang. Ikan yang senang makan algae ini dapat ditemui di sekitar perairan kepulauan Raja Ampat, pulau Bali, Selat Maumere, pulau Komodo, perairan Manado, seputaran perairan kepulauan Seribu, kepulauan Sangalakki dan Pulau Weh.
Ikan baronang bercorak polkadot dan dapat tumbuh sepanjang 35 centimeter ini dipublikasikan dengan nama latin Siganus stellatus oleh Forsskål dalam sebuah jurnal pada tahun 1775. Ikan yang populer dengan nama Brownspotted spinefoot ini merupakan ikan komersial yang biasa ditangkap nelayan dengan perangkap ikan dan spears atau tombak. Ikan yang habitat hidupnya ada dalam terumbu karang ini suka memakan Benthic. Wilayah hidupnya tersebar dari pulau Jawa hingga pulau Weh yang berada di ujung Utara Sumatera.
Siganus vermiculatus adalah nama latin dari Vermiculated spinefoot atau biasa dikenal dengan nama Beronang tulis. Ikan ini dipublikasikan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan tahun 1835 oleh Valenciennes. Baronang yang dapat tumbuh hingga 30 centimeter ini adalah jenis ikan komersial yang biasa ditangkap nelayan dengan menggunakan jaring dan perangkap ikan. Hewan yang biasa makan Alga ini senang tinggal dalam Padang Lamun, hutan Bakau, Laguna dan Terumbu Karang. Baronang yang bercorak manis ini hidup di perairan pulau Bali, Teluk Maumere dan perairan Manado.
Ikan yang berparas wajah seperti kelinci ini bernama latin Siganus virgatus dipublikasikan pada tahun 1835 dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Valenciennes. Ikan yang tenar dengan nama Barhead spinefoot, atau Beronang kuning Minor ini berukuran umum 20 centimeter. Sebagai ikan komersial ia ditangkap nelayan dengan menggunakan jaring dan tombak ikan. Habitat hidupnya ada dalam perairan dangkal dekat pantai. Ikan ini biasa hidup mengelilingi Terumbu Karang keras dan area berpasir serta Terumbu Karang lunak dengan makanan utamanya Benthic. Ikan baronang yang berwarna mencolok ini biasa ditemukan di Selatan bagian Barat perairan pulau Sumatera sampai Selat Bali, Kepulauan Mentawai, perairan Manado, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean, Kepulauan Banggai hingga Kepulauan Raja Ampat.
Ikan Baronang yang bernama latin Siganus vulpinus dipublikasikan oleh Schlegel & Müller, dalam sebuah jurnal yang diterbitkan pada tahun 1845. Ikan dengan nama keren Foxface Minor ini adalah ikan komersial yang pada usia dewasa dapat tumbuh mencapai ukuran 20 centimeter. Sebagai ikan konsumsi, nelayan biasa menangkapnya dengan menggunakan tombak. Ikan yang memiliki daerah territorial pada Laguna dan Terumbu Karang ini suka memakan alga. Ikan berwarna hitam putih kuning mencolok ini bisa ditemukan di perairan Flores dan Kepulauan Mentawai, Kepulauan Raja Ampat, Manado, Bali, Komodo, Pulau Bintan, Kepulauan Sangalakki, Togean dan kepulauan Banggai.
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Superkelas: | Osteichthyes |
Kelas: | Actinopterygii |
Subkelas: | Neopterygii |
Infrakelas: | Teleostei |
Superordo: | Acanthopterygii |
Ordo: | Perciformes |
Famili: | Siganidae |
Genus: | Siganus |
(Dari Berbagi Sumber/JMI)