Ikan tuna adalah salah satu ikan target favorit bagi para pemancing. Ikan ini adalah ikan laut pelagik, atau adalah ikan yang hidupnya pada permukaan air hingga kedalaman antara 0 sampai 400 meter. Sebagai ikan pelagis, Tuna memiliki kebiasaan hidup bergerombol dalam melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi untuk mencari makan, bahkan berkembangbiak. Mereka biasa hidup di laut yang beriklim tropis dan di laut subtropis.
Tuna memiliki tubuh sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong yang meruncing. Selain itu Tuna adalah perenang handal yang kecepatan berenangnya mencapai 77 kilometer perjam. Bentuk tubuhnya mirip dengan torpedo. Maka pantas bila tuna disebut sebagai si torpedo laut. Tuna memiliki sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung pertama berukuran relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung kedua. Di belakang sirip punggung dan sirip dubur (anal) terdapat sederetan sirip-sirip kecil tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang dalam (bercagak) dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) antara 31 sampai 66 buah.
Tuna berasal dari bahasa Latin thunnus, dan ia termasuk bangsa Thunnini. Tuna terdiri dari beberapa spesies dari famili skombride, terutama genus Thunnus. Ikan ini tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Itu ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin daripada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru Atlantik (Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan dari mereka bertubuh besar.
Ada lebih dari 48 spesies tuna. Marga Thunnus sendiri memiliki 9 spesies, mereka antara lain, Thunnus alalunga , albakora; Thunnus albacares , madidihang atau tuna jabrig; Thunnus atlanticus, tuna sirip hitam; Thunnus maccoyii, tuna sirip biru selatan; Thunnus obesus, tuna mata besar; Thunnus orientalis, tuna sirip biru Pasifik; Thunnus thynnus, tuna sirip biru Atlantik; Thunnus tonggol , tongkol abu-abu; Thunnus karasicus , tuna karasik.
Di samping itu, masih ada beberapa anggota marga lain dari familia Scombridae yang juga digolongkan sebagai tuna, Mereka antara lain, Allothunnus fallai ; Auxis rochei , tongkol lisong; Auxis tongolis , Auxis thazard, tongkol krai; Euthynnus affinis , tongkol como; Euthynnus alletteratus; Euthynnus lineatus ; Gymnosarda unicolor; Katsuwonus pelamis , cakalang; Thunnus lineaus.
Tuna merupakan ikan komersial, komoditas perikanan tangkap yang penting. Banyak yang mengira ikan tuna, tongkol, dan cakalang adalah jenis ikan yang sama dengan sebutan yang berbeda. Namun kenyataannya bahwa ikan tuna, tongkol, dan cakalang adalah ikan yang berbeda. Ikan tuna, tongkol, dan cakalang memang berasal dari keluarga yang sama, yaitu keluarga Scombridae. Namun memiliki marga yang berbeda. Dilihat dari bentuknya, ketiganya terlihat mirip. Tetapi kalau diperhatikan lebih seksama, terlihat perbedaannya. Ikan tuna memiliki tubuh yang super besar dan berat. Ikan tuna yang masih bayi saja beratnya dapat mencapai 5 kilogram. Sedangkan ikan tuna dewasa beratnya mulai dari 35 kilogram hingga 350 kilogram.
Ikan tongkol memiliki warna yang agak gelap dan memiliki bentuk yang langsing. Panjang ikan ini sekitar 60 sentimeter dengan punggungnya yang berwarna biru gelap agak metalik dan terdapat pola garis-garis yang unik seperti coretan miring.
Sedangkan ikan cakalang berwarna lebih terang dibandingkan dengan ikan tongkol. Ikan ini sering juga disebut sebagai ikan tongkol putih. Panjang kedua ikan ini sama, 60 sentimeter, tapi badannya sedikit lebih besar dan gemuk. Punggung ikan cakalang berwarna biru keungu-unguan dan gelap.
Cakalang umum dijumpai di laut tropis dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik. Cakalang tidak ditemukan di utara Laut Tengah. Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor ikan). Makanan mereka berupa ikan, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Cakalang merupakan mangsa penting bagi ikan-ikan besar di zona pelagik, termasuk hiu.
Seperti halnya tuna, Cakalang bisa ditangkap di kedalaman 0 hingga 400 meter. Salinitas yang disukai cakalang adalah antara 32 hingga 35 ppt. Suhu perairan yang disukai berkisar 17 hingga 31°C atau suhu yang terdapat pada laut tropis.
Albakora adalah ikan bernilai komersial, dan industri perikanan albakora penting secara ekonomi. Metode penangkapan ikan ini termasuk pemancingan, rawai, trol, dan pukat.
Ikan Madidihang atau tuna sirip kuning (Thunnus albacares) atau dalam perdagangan dunia, ikan ini dikenal sebagai yellowfin tuna. Ikan ini termasuk jenis ikan tuna yang berbadan besar, meski masih kalah besar jika dibandingkan dengan tuna sirip biru dan tuna mata besar. Ikan yang suka mengembara di lautan tropika di seluruh dunia, juga merupakan ikan tangkapan samudra yang penting karena bernilai ekonomi tinggi.
Antara 1940 dan pertengahan 1960an, tangkapan perikanan dunia terhadap lima spesies tuna terpenting telah meningkat dari angka sekitar 300 ribu menjadi sekitar sejuta ton pertahun, kebanyakan nelayan menggunakan alat pancing untuk menangkapnya. Dengan perkembangan teknologi alat tangkap pukat cincin (purse-seine), dalam beberapa tahun terakhir tangkapan tuna melonjak hingga lebih dari 4 juta ton pertahun. Sekitar 68 persen dari angka tersebut berasal dari Samudra Pasifik, 22 persen dari Samudra Hindia, dan 10 persen sisanya terbagi antara Samudra Atlantik dan Laut Tengah. Tangkapan cakalang mendominasi hingga 60% tangkapan, diikuti oleh madidihang 24%, mata besar 10% dan albakora 5%. Sekitar 62% hasil tangkapan tuna di dunia para nelayan menggunakan pukat cincin, dan sebesar 14% tuna ditangkap dengan menggunakan pancing rawai tuna (longline), 11% dengan pancing huhate (pole and line), selebihnya dengan alat lain-lain.
Klasifikasi ilmiah | |
---|---|
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Actinopterygii |
Ordo: | Perciformes |
Famili: | Skombride |
Bangsa: | Thunnini |
(Dari Berbagi Sumber/Gulali/JMI)